Pengantar ilmu filsafat
  1. Antara kita dan filsafat
Studi filsafat pada dasarnya adalah sebuah studi tentang aktivitas pikir manusia, bahkan filsafat adalah aktivitas pikir itu sendiri. Pada kenyataannya, aktivitas pikir manusia itu tercermin dalam sikap dan prilakunya, termasuk prilaku yang cenderung pragmatis sekalipun. Sehingga bisa dikatakan bahwa setiap prilaku manusia adalah cerminan atau simbol dari aktivitas pekirannya. Ini sebagaimana diakui, teutama oleh ahli logika.
Seberapa banyak pola prilaku manusia, sebanyak itu pula pola pikir manusia. Meskipun tidak semua orang menyadari, kemana kecendrungan pola pikirnya dan bagaimana konsekuensi logis dan sosiologisnya. Maka bisa dipahami, jika beberapa kalangan, terutama pemula, menyebur dunia filsafat adalah “dunia baru”. Tetapi satu hal perlu diingat bahwa filsafat bukanlah”dunia lain”. Disebut demikian, karena filsafat sebenarnya adalah sangat dekat dengan kita, bahkan setiap saat kita terlibat dalam tindakan berfilsafat itu sendiri, hanya saja selama ini keberadaannya belum kita sadari.maka filsafat adalah ilmu yang membidarakan tentang suatu obyek yang tidak jauh dari kita, abhkan kita sendiri.
                Dalam banyak hal, aktivitas pikir itu memang mengalir begitu saha, berkembang seiring berkembangnya usia manusia; meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan pengalaman manusia. Dengan proses ini memang tidak sedikit yang kemudian menemukan kearifan hidup. Di sini, filsafat dalam pengertian sebagai disiplin ilmu tidak punya peran apa –apa. Perkembangan aktivitas pikir demikian ini sering disebut dengan filsafat qadratiyah, yaitu : suatu pola pikir yang terbentuk secara alamiyah, tidak melalui belajar.
                Namun dalam banyak hal juga, manusia perlu kreativitas, perlu langkah maju dan program strategis dalam mengelola hidup atau dalam menekuni bidang tertentu. Maka pemikiran yang hanya berkembang secara alamiah dirasa tidak cukup, sehingga mereka pun melakukan langakah akselerasi dengan mempelajari sejarah, mendalami berbagai konsep dan teori baik tentang alam, manusia, bahkan tentang Tuhan dan agama. Harapannya adalah dapat menguasai dan menekuni suatu bidang secara prefesional, bisa melakukan terobosan –terobosan baru, bahkan melakukan prediksi –prediksi dengan tepat. Terkait dengan ini, dalam fildafat dikenal logika inferensi. Sikap dan pelakuan kita terhadap alam tampaknya sangat ditentukan oleh pemahaman kita atau konsep kita tentang alam itu. Begitu pula sikap dan perlakuan kita terhadap sesama manusia sangat ditentukan oleh pemahaman kita atau konsep kita tentang manusia, bahkan mungkin juga dengan sikap kita kepada agama dan Tuhan. Sehingga, menyadari konstruksi pola pikir kita itu penting, sehingga prasyarat atau sebagai bagian dari proses pengembangan diri.
Dalam kaitan ini, tampaknya bisa dipahami jika akhir –akhir ini merebak buku –buku yang bertema “ personal development”. Ini menunjukan telah munculnya suatu kesadaran bahwa menata diri mempunyai peran penting dalam meraih kesuksesan hidup dengan tanpa bemaksud mencari –cari dukungan, tampaknya “proyek” Manajemen Qalbu AA. Gym juga bisa dimengerti sebagai proses menata sikap dan prilaku, bahkan menata dunia ini dengan keniscayaan menata diri.