Pengantar ilmu filsafat
- Antara kita dan filsafat
Studi filsafat pada dasarnya adalah sebuah studi
tentang aktivitas pikir manusia, bahkan filsafat adalah aktivitas pikir itu
sendiri. Pada kenyataannya, aktivitas pikir manusia itu tercermin dalam sikap
dan prilakunya, termasuk prilaku yang cenderung pragmatis sekalipun. Sehingga bisa
dikatakan bahwa setiap prilaku manusia adalah cerminan atau simbol dari
aktivitas pekirannya. Ini sebagaimana diakui, teutama oleh ahli logika.
Seberapa banyak pola prilaku manusia, sebanyak itu
pula pola pikir manusia. Meskipun tidak semua orang menyadari, kemana
kecendrungan pola pikirnya dan bagaimana konsekuensi logis dan sosiologisnya. Maka
bisa dipahami, jika beberapa kalangan, terutama pemula, menyebur dunia filsafat
adalah “dunia baru”. Tetapi satu hal perlu diingat bahwa filsafat bukanlah”dunia
lain”. Disebut demikian, karena filsafat sebenarnya adalah sangat dekat dengan
kita, bahkan setiap saat kita terlibat dalam tindakan berfilsafat itu sendiri,
hanya saja selama ini keberadaannya belum kita sadari.maka filsafat adalah ilmu
yang membidarakan tentang suatu obyek yang tidak jauh dari kita, abhkan kita
sendiri.
Dalam
banyak hal, aktivitas pikir itu memang mengalir begitu saha, berkembang seiring
berkembangnya usia manusia; meningkat seiring meningkatnya pengetahuan dan
pengalaman manusia. Dengan proses ini memang tidak sedikit yang kemudian
menemukan kearifan hidup. Di sini, filsafat dalam pengertian sebagai disiplin
ilmu tidak punya peran apa –apa. Perkembangan aktivitas pikir demikian ini sering
disebut dengan filsafat qadratiyah, yaitu : suatu pola pikir yang terbentuk
secara alamiyah, tidak melalui belajar.
Namun
dalam banyak hal juga, manusia perlu kreativitas, perlu langkah maju dan
program strategis dalam mengelola hidup atau dalam menekuni bidang tertentu. Maka
pemikiran yang hanya berkembang secara alamiah dirasa tidak cukup, sehingga
mereka pun melakukan langakah akselerasi dengan mempelajari sejarah, mendalami
berbagai konsep dan teori baik tentang alam, manusia, bahkan tentang Tuhan dan
agama. Harapannya adalah dapat menguasai dan menekuni suatu bidang secara prefesional,
bisa melakukan terobosan –terobosan baru, bahkan melakukan prediksi –prediksi dengan
tepat. Terkait dengan ini, dalam fildafat dikenal logika
inferensi. Sikap dan pelakuan kita
terhadap alam tampaknya sangat ditentukan oleh pemahaman kita atau konsep kita
tentang alam itu. Begitu pula sikap dan perlakuan kita terhadap sesama manusia
sangat ditentukan oleh pemahaman kita atau konsep kita tentang manusia, bahkan
mungkin juga dengan sikap kita kepada agama dan Tuhan. Sehingga, menyadari
konstruksi pola pikir kita itu penting, sehingga prasyarat atau sebagai bagian
dari proses pengembangan diri.
Dalam kaitan ini, tampaknya bisa dipahami jika
akhir –akhir ini merebak buku –buku yang bertema “ personal development”. Ini menunjukan
telah munculnya suatu kesadaran bahwa menata diri mempunyai peran penting dalam
meraih kesuksesan hidup dengan tanpa bemaksud mencari –cari dukungan, tampaknya
“proyek” Manajemen Qalbu AA. Gym juga bisa dimengerti sebagai proses menata
sikap dan prilaku, bahkan menata dunia ini dengan keniscayaan menata diri.
0 Komentar